Valentine’s Day dan Maulid Nabi, bukan Sekedar Perayaan
OPINI | 14 February 2011 | 10:02
simpleisperfect.wordpress.com
Itu sekilas sejarah lahirnya perayaan hari Valentine. Dari sejarah tersebut, terliahat bahwa hari Valentine lahir dari hasrat cinta kasih seorang pria pada wanita. Dengan ketulusan cintanya, St. Valentine menuliskan surat cintanya saat-saat terakhir ia harus menjalani hukuman mati. Pristiwa ini diaprsiasi baik umat Kristiani, lantaran ketulusan cinta St. Valentine perlu menjadi contoh dalam hidup, sebab jarang cinta yang tulus dimilki oleh seseorang. Merupakah hal wajar jika sampai saat ini, perayaan hari Valentine sangat meriah. Apalagi muda-mudi yang lagi kasmaran, mereka biasanya tidak melewatkan momen ini begitu saja. Bahkan selain umat Kristen, juga banyak masyarakat memeriahkan perayaan hari Valentine.
Sambutan Umat Muslim

rw03setu.wordpress.com
Kelahiran Nabi telah membawa perubahan besar bagi peradaban Arab, umumnya masyarakat Muslim di dunia. Sang revolusioner ini, tentu tidak akan terlupakan sepanjang sejarah umat Muslim, karena jasa-jasanya senantiasa dirasakan sepanjang zaman. Tidak heran jika disetiap hari kelahirannya selalu dirayakan dengan sangat meriah, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. dan kecintaan pada Nabi.
Yang perlu diperhatikan dalam perayaan maulidunnabi, bukan hanya acara-acaranya yang cenderung seremonial, namun hampa penghayatan makna dari kelahiran Nabi. Nabi lahir kedunia bukan semata sebagai manusia biasa yang lahir, lalu mati tanpa sisa apapun. Nabi Muhammad lahir sebagai pembawa risalah Tuhan untuk disampaikan pada umatnya. Bentuk risalah nabi mencakup hubungan dengan Tuhan dan interaksinya dengan sesama manusia, bahkan alam semesta.
Merubah Konteks
Menyiapi persoalan yang dihadapi umat bergama saat ini, terutama umat Islam dan Kristen, di mana keduanya sering terjadi bentrok dan ketegangan. Peristiwa pembakaran Gereja di Temanggung cukup membuat kita prihatin. Peristiwa kerusuhan antar umat bergama di Indonesia bukan sekali saja, banyak pristiwa terdahulu telah mengernyitkan dahi kita. Keperihatinan kita ternyata tidak cukup untuk menyelesaikan kekerasan antaragama. Meskipun telah banyak dilakukan dialog damai antara keduanya, juga tak mampu merekat hubungan kemanusian dengan baik.
Pada momen dua hari besar yang hampir bersamaan, umat Kristen dan Muslim perlu melakukan penghayatan mendalam terhadap keluhuran ajarannya masing-masing. Konteks Valentine-hari kasih sayang-tidak lagi atas hasrat cinta kasih pada lawan jenis, tetapi harus lebih ditekankan pada kerukunan antarumat beragama. Persoalan cinta kasih pada lawan jenis, saat ini kurang dipersoalkan dalam umat dan bangsa manapun. Mereka bebas memilih pasangan manapun, sesuai koridor di agamanya masing-masing. Momen hari Valentine, dapat menjadi penghayatan besar bagi umat kristen untuk kembali memikirkan rasa cinta dan kasih sayang antar sesama manusia.
Begitupun dengan umat Muslim, perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad harus dihayati secara mendalam. Nabi Muhammad hadir di tengah-tengah kafir Quraisy untuk menciptakan perdamaian, dan menyempurnakan akhlak manusia. Bukan sebagai perusak dan dalang kerusuhan. Sangat tidak etis sebagai umat Muhammad, melakukan tindakan pembakaran dan pembunuhan. Nabi saja dalam hidup kesehariannya selalu berdamai dengan sesama, sekalipun dengan umat yang berbeda agama. Lantas, kenapa umatnya selalu terlibat dalam kerusuhan dam terorisme? Seandainya Nabi hidup betapa kecewanya beliau.
Tepat sekali jika pada momen hari kelahiran Nabi Muhammad, umat Muslim meneguhkan dan meluruskan pemahaman keagamaannya. Agar perilaku dan tindakan yang dilakukan mencerminkan esensi dari keluhuran ajaran Islam. Di hari kelahiran Nabi, mari umat Muslim lahir kembali sebagai Manusia yang beretika dan memahami HAM. Kemutlakan Pluralisme harus kita terima dengan lapang dada. Ini merupakan anugrah Tuhan yang perlu kita jaga dengan baik. Sehingga pertumpahan darah tidak terjad lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar